Lelaki Macan, Kambing, dan Hybrid

26 10 2007

kekkonHari ini saya temukan satu artikel menarik di koran marketing journal (bhs Jepang) tentang pergeseran persepsi wanita Jepang dalam melihat pernikahan. Di Jepang bulan Juni adalah musimnya pernikahan. Khususnya tahun ini, isu pernikahan lebih banyak di close-up dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Mungkin salah satu penyebabnya adalah pernikahan antara artis terkenal Fujiwara Norika dengan komedian Jinnai Tomonori. Dari data statistik Ministry of Health, Labour and Welfare, diketahui bahwa jumlah pernikahan tahun ini meningkat sebanyak 16.708 kasus. Faktor lain seperti perbaikan ekonomi dan penerimaan tenaga kerja juga dianggap telah ikut mengangkat angka diatas.

Selain bertambahnya jumlah orang yang menikah, ada perubahan yang cukup menarik tentang persepsi wanita Jepang dalam melihat pernikahan. Dari survey yang dilakukan oleh majalah wanita Nikkei Woman, 59% dari wanita single yang menjadi responden menjawab “yes” atas pertanyaan “Apakah Anda berpikir bisa berbahagia dengan menikah”. Angka ini merupakan dua kali lipat dari hasil survey yang sama yang dilakukan 6 bulan sebelumnya, menunjukan keinginan untuk menikah diantara wanita single meningkat secara drastis. Dibalik peningkatan ini, buku “Make Inu no Toboe” karangan Sakai Junko dianggap telah memberi pengaruh yang cukup besar. Buku ini bercerita tentang pemberian cap “The Looser” (=make inu) untuk wanita diatas 30 tahun yang belum menikah walaupun dari segi pekerjaan dan penampilan wanita tsb bisa dibilang sukses.

Persepsi lain yang berubah adalah tentang kriteria “laki-laki ideal”. Selama ini ada dua jenis lelaki atau suami, lelaki macan dan lelaki kambing. Lelaki macan adalah lelaki yang menomorsatukan pekerjaan, pekerja keras, berpenghasilan tinggi, mengharuskan istrinya untuk standby di rumah mengurus anak dan rumah tangga. Di lain pihak, lelaki kambing adalah lelaki yang kurang cekatan dalam bekerja tapi cukup perhatian dan senang membantu pekerjaan rumah istri.

Tahun 80-an adalah tahun keemasan bagi lelaki macan. Pada jaman ini, kriteria lelaki ideal adalah “triple tinggi” (sankou otoko), tinggi tingkat pendidikan, tinggi pendapatan, dan tinggi badan. Lelaki yang mempunyai ketiga kriteria seperti ini menjadi idaman banyak wanita. Memasuki era 90-an, terjadi pergeseran persepsi, lelaki kambing lebih banyak disukai daripada lelaki macan. Melihat trend akhir-akhir ini, tipe lelaki yang bisa mengerti pekerjaan istri, ikut membantu pekerjaan istri di rumah, mendengar keluhan istri, ikut dalam membesarkan anak adalah tipe lelaki yang menjadi idaman. Tapi tentu saja bukan berarti lelaki boleh menelantarkan pekerjaan utamanya dalam mencari nafkah. Mungkin yang benar-benar menjadi ideal bagi wanita jepang adalah lelaki yang bisa menyeimbangkan antara pekerjaan dan tugas rumah. Lelaki ini merupakan campuran atau hybrid anatara lelaki macan dan lelaki kambing.

Survey yang dilakukan oleh majalah Nikkei Woman akhir-akhir ini mencoba menjelaskan karakter ketiga tipe lelaki diatas dan persepsi wanita terhadap mereka. Hasil survey tersebut menyebutkan bahwa dari segi pendapatan lelaki macan menduduki peringkat teratas, disusul lelaki hybrid dan lelaki kambing menduduki posisi paling bontot. Sebaliknya dari rata-rata jam percakapan dengan istri, lelaki kambing menduduki posisi tertinggi dengan 2 jam tiga menit, disusul lelaki hybrid (1 jam 51 menit), dan lelaki macan (1 jam 51 menit). Kalau dilihat dari kepuasan sex istri, lelaki macan menduduki peringkat terburuk, tertinggal lebih 10 point dibawah lelaki kambing dan hybrid. Secara keseluruhan, lelaki hybrid mendapat kepuasan tertinggi dari para istri, disusul lelaki kambing dan macan.

Dikaitkan dengan strategi marketing, fenomena seperti ini memberikan implikasi yang cukup penting. Dengan bertambahnya lelaki atau suami yang ikut membantu pekerjaan istri, timbul permintaan akan barang-barang yang cocok untuk digunakan untuk suami dalam membentu pekerjaan istrinya itu. Misalnya akhir-akhir ini dikembangan gendongan bayi yang khusus dipakai oleh para suami. Dibandingkan gendongan bayi yang sering dipakai istri, produk baru ini menggunakan bahan yang lebih kuat dan warna kegelepan seperti hitam atau biru tua. Salah satu produsen produk roda bayi belum lama ini mengeluarkan produk baru mereka dengan meninggikan pegangan roda bayi yang disesuaikan dengan ketinggian badan suami yang secara rata-rata lebih tinggi daripada istrinya.

Lalu bagaimana dengan persepsi wanita di Indonesia? He..he..terus terang saya kurang tahu. Kalau pembaca ada yang tahu tentang survey yang sama di Indonesia, tolong disharing informasinya. Mungkin wanita Indonesia juga tidak jauh berbeda dengan wanita Jepang. Suka lelaki yang bertanggung jawab dan pekerja keras, tapi juga romantis dan perhatian dengan urusan rumah. Kalau Anda adalah lelaki bujangan yang masih mencari jodoh, mungkin perlu memikirkan tipe lelaki apa yang harus Anda tunjukan pada wanita supaya daya jual Anda meningkat.

Artikel terkait: Eksistensi “Anjing Kalah”